Contoh Teks Editorial Lengkap Struktur, Tujuan, Isi Tajuk Rencana | Bahasa Indonesia Kelas 12
Teman KOCO, pernahkah kamu membaca koran yang didalamnya terdapat teks editorial? Teks editorial atau memiliki nama populer lainnya yakni tajuk rencana biasanya akan muncul di koran atau majalah suatu media massa. Lantaran teks yang satu ini berisi pandangan atau argumentasi seputar isu tertentu dari para pembuat berita atau redaksi. Seiring perkembangan teknologi informasi, kamu pun bisa membaca teks editorial secara online atau daring melalui smartphone. Yuk kita simak definisi hingga contoh teks editorial dibawah ini.

Definisi dan Sifat Teks Editorial
Editorial merupakan salah satu rubrik yang ada di media massa cetak seperti koran, majalah, atau buletin. Editorial biasanya menjadi sebuah cara untuk merespon suatu isu atau permasalahan dan memberikan tawaran solusi di akhir teks. Bahasa yang digunakan adalah bahasa yang lugas.
Definisi lainnya, teks editorial adalah artikel utama yang ditulis oleh redaktur koran yang merupakan pandangan redaksi terhadap suatu peristiwa (berita) aktual (sedang menjadi sorotan), fenomenal, dan kontroversial (menimbulkan perbedaan pendapat). Teks editorial disebut juga tajuk rencana. Teks editorial dapat diasumsikan sebagai sikap institusi media massa terhadap peristiwa yang dibahas.
Dilihat dari isinya, editorial yang bersifat ekspositoris berisi tesis (pernyataan umum), diikuti oleh argumentasi-argumentasi secukupnya, dan diakhiri dengan penegasan ulang. Teks editorial di dalamnya selalu terdapat fakta dan opini.
Fakta adalah hal, keadaan, peristiwa yang merupakan kenyataan atau sesuatu yang benar-benar terjadi. Fakta sulit terbantahkan karena dapat dibuktikan kebenarannya dengan jelas dan akurat. Fakta dalam editorial terkait dengan data-data dari peristiwa yang dibahas. Contoh:
a. Pertamina menaikkan harga elpiji tabung 12 kg lebih dari 50 persen.
b. Lokasi yang relatif jauh dari pangkalan, mencapai Rp150.000,00 – Rp200.000,00.
Sajian opini juga termasuk dalam teks editorial yang merupakan tanggapan redaksi untuk mendukung pandangan atau sikap terhadap peristiwa yang sedang dibahas. Jika fakta tidak terbantahkan, opini sebaliknya justru masih bisa diperdebatkan. Opini dalam teks editorial dapat berupa: kritik, penilaian, prediksi (dugaan berdasarkan fakta), harapan, saran penyelesaian masalah. Fakta menjadi dasar bagi seseorang untuk menyampaikan opini, dan untuk menyampaikan opini dibutuhkan data fakta untuk memperkuat pendapat.
Tujuan Teks Editorial
1. Menginformasikan hingga mengajak pembaca supaya mengetahui dan memahami isu aktual yang sedang terjadi (mendapatkan perhatian pembaca).
2. Redaktur dapat memberikan pandangannya terhadap isu yang terjadi melalui tulisan editorial sebagai upaya memperjuangkan argumen agar pembaca merenungi, hingga tergerak, bahkan terlibat menangani isu aktual yang tengah ramai menjadi perbincangan khalayak ramai.
3. Teks editorial juga bertujuan menyajikan gambaran atau pemahaman singkat yang mendalam bagi pembaca yang masih awam atau belum memahami isu aktual yang terjadi di masyarakat.
4. Selain itu, teks editorial bertujuan menyuguhkan gagasan atau memberi kiat penyelesaian masalah (problem solving).
Ciri Teks Editorial
1. Memiliki Tema/Topik yang Aktual dan Faktual
Ciri-ciri teks editorial yang pertama adalah memiliki tema yang aktual dan faktual. Aktual yakni isu atau masalah yang diangkat sedang hangat-hangatnya berhembus di masyarakat. Faktual yakni informasi atau data yang disajikan sesuai dengan fakta yang tengah dialami khalayak ramai.
2. Penulisan yang Sistematis dan Logis
Ciri-ciri teks editorial yang kedua adalah penulisannya yang sistematis dan logis. Perlunya penyusunan teks yang sistematis supaya pembaca bisa lebih mudah memahami maksud dan isi teks editorial. Sistematis yang dimaksud yakni sesuai dengan struktur serta unsur kebahasaan teks editorial. Kemudian logis yang dimaksud yakni teks yang ditulis masuk akal sehingga bisa dipahami pembaca.
3. Teks Mengandung Argumentasi
Ciri-ciri teks editorial yang ketiga adalah mengandung argumentasi redaksi (bukan pendapat atau pernyataan pribadi). Lantaran argumen yang tertulis berasal dari topik/tema dan sudut pandang yang telah disetujui atau diputuskan redaksi sebuah media massa.
Menyeleksi Ragam Informasi sebagai Bahan Teks Editorial
Sebagai sebuah media massa, daya tarik sebuah opini akan menentukan publik menerima untuk membacanya atau tidak. Daya tarik juga disebut daya jual yang sangat penting diperhatikan saat redaktur membuat teks editorial. Isu aktual, fenomenal, dan kontroversial dapat dibaca pada berita utama surat kabar atau berita utama di radio/televisi dan melalui internet.
Berita yang kontroversial adalah berita yang mengandung perbedaan pendapat di masyarakat. Perbedaan itu menimbulkan polemik atau perdebatan. Dalam surat kabar bentuknya dapat berupa opini, sedangkan di radio atau televisi bentuknya berupa diskusi, debat, atau konferensi.
Mengidentifikasi isu aktual menjadi dasar bagi redaktur untuk menulis teks editorial atau opini dalam bentuk artikel. Redaktur atau penulis harus mendalaminya dengan melakukan pengecekan melalui berbagai strategi, baik wawancara dengan tokoh kompeten atau melihat data dari berbagai sumber. Sudut pandang dapat dilakukan beragam dari segi ekonomi, sosial, psikologi, politik, dan lain-lain. Penulis juga harus mampu memberikan simpulan dan saran di bagian akhir teks editorial.
Struktur dan Kaidah/Unsur Kebahasaan
Struktur umum dari teks editorial yaitu:
1. Pengenalan isu (tesis): Bagian pendahuluan dari teks editorial yang berfungsi mengenalkan isu atau permasalahan yang akan dibahas dalam bagian berikutnya.
2. Penyampaian pendapat/argumentasi: Bagian pembahasan yang berisi tanggapan redaksi terhadap isu yang sudah diperkenalkan sebelumnya.
3. Penegasan: Bagian berupa simpulan, saran atau rekomendasi, juga harapan redaksi kepada para pihak terkait dalam menghadapi atau mengatasi persoalan/isu.
Kaidah kebahasaan teks editorial termasuk dalam kaidah bahasa jurnalistik, berikut penjelasannya:
1. Menggunakan kalimat retoris yang merupakan kalimat pertanyaan yang tidak membutuhkan jawaban. Pertanyaan tersebut dimaksudkan agar pembaca merenungkan masalah sehingga tergugah melakukan sesuatu untuk menanggapi isu.
2. Menggunakan kata-kata populer ditengah tanggapan yang kritis. Contoh: terkaget-kaget dan pencitraan.
3. Menggunakan kata ganti penunjuk yang merujuk pada waktu, tempat, peristiwa, atau hal lainnya yang menjadi fokus ulasan.
4. Menggunakan konjungsi kausalitas, seperti sebab, karena, oleh karena itu, oleh sebab itu.
Tahap-Tahap Penulisan
Menyusun argumen dan saran terhadap isu aktual termasuk salah satu upaya dalam merancang teks editorial. Saran termasuk dalam bagian penegasan ulang pada teks editorial yang disajikan berbeda-beda meskipun hanya satu isu aktual yang ditanggapi. Saran atau rekomendasi yang baik setidaknya memenuhi dua syarat yaitu:
1. Benar-benar bisa menjadi solusi bagi penerima saran untuk memecahkan masalahnya (solutif).
2. Praktis, dapat dipraktikkan.
Rangkaian pembelajaran yang telah kamu lakukan sebelumnya pada dasarnya merupakan tahapan-tahapan di dalam menulis teks editorial. Agar lebih fokus dalam menulis teks editorial, berikut ini tahap-tahap yang harus diketahui dan dilalui:
1. Membaca dua sampai tiga teks editorial dari sumber media massa yang berbeda sebagai referensi.
2. Datalah isu-isu utamanya dan rumuskan menjadi pernyataan umum.
3. Telusuri data-data pendukung yang dapat diperoleh dari sumber buku, majalah, Badan Pusat Statistik, atau artikel jurnal.
4. Membuat perincian data dan dianalisis menjadi sebuah argumen.
5. Argumen atau pendapat ditafsirkan berupa kritik, penilaian, maupun harapan.
6. Membuat saran atau rekomendasi untuk memberikan solusi atas isu-isu yang berkembang.
7. Hasil penulisan dirangkai menjadi teks editorial dengan panjang paragraf 8-10 paragraf dengan masing-masing paragraf terdiri antara 2-3 kalimat.
Contoh Isi Teks Editorial atau Tajuk Rencana

Usai menyimak pemaparan diatas, kini kamu makin mahir menguasai seputar teks editorial atau tajuk rencana. Penasaran, kan untuk mengetahui seberapa jauh pemahaman materi yang kamu miliki? Yuk kerjakan TEMU (Tes Kemampuan Kamu) di Kelas BESTIE , ya!
Oiya, Minco alias Mimin KOCO juga mau kasih bocoran, nih kalau KOCO Star juga menyediakan media pembelajaran jika kamu masih butuh penjelasan yang lebih lengkap lagi. Langsung klik gambar banner ini, ya!
Dapatkan juga akses ke ribuan materi atau video belajar Matematika, IPA, IPS, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, serta bantuan langsung dari para guru secara live online dengan berlangganan KODIO Learning. “Education is not the learning of facts, but the training of the mind to think.” – Albert Einstein