Sistem Imun Spesifik dan Nonspesifik | Biologi Kelas 11
Teman KOCO, secara alami tubuh memiliki zat yang berfungsi sebagai alat pertahanan menghadapi ancaman bibit penyakit. Banyak cara tubuh melakukan pertahanan yang disebut sebagai kekebalan atau imunitas. Kekebalan tubuh berkaitan dengan zat asing yang masuk dan zat anti yang melawannya. Simak selengkapnya seputar konsep dasar sistem pertahanan, macam-macam leukosit (neutrofil, eosinofil, basofil, monosit, limfosit). Lengkap pemaparan mekanisme sistem imun spesifik (adaptif) dan nonspesifik (bawaan).
Konsep Dasar Sistem Pertahanan

Sistem pertahanan tubuh (sistem imunitas) adalah sistem pertahanan yang berkenan dalam mengenal, menghancurkan serta menetralkan benda-benda asing atau sel-sel abnormal yang berpotensi merugikan bagi tubuh.
Sedangkan imunitas (kekebalan) adalah kemampuan tubuh untuk menahan atau menghilangkan benda asing serta sel-sel abnormal.
Sistem pertahanan atau sistem imun menyebabkan respon imun tubuh terhadap penyakit. Sistem pertahanan ini memiliki tiga fungsi utama, yaitu:
● Mencoba mengenali dan menghilangkan sel “diri” yang abnormal.
● Menghilangkan sel-sel mati atau rusak.
● Melindungi tubuh dari penyebab penyakit.
Pada sistem pertahanan ini, ada leukosit (sel darah putih) yang merupakan unit pertahanan seluler sistem kekebalan. Berikut ini macam-macam dari leukosit:
Macam-Macam Leukosit
Neutrofil
Neutrofil merupakan sel fagosit yang memiliki rentang hidup pendek, satu hingga dua hari. Neutrofil dibentuk di sumsum tulang dan dilepaskan ke dalam sirkulasi (terkadang ditemukan di sirkulasi ketika belum matang).
Selain menelan bakteri dan partikel asing, neutrofil melepaskan berbagai sitokin, termasuk pirogen (suatu zat) penyebab demam dan mediator kimia
dari respon inflamasi.

Eosinofil
Eosinofil berhubungan dengan reaksi alergi dan penyakit parasit seperti cacing darah Schistosoma. Sebagian besar eosinofil ditemukan di saluran pencernaan, paru-paru, epitel saluran kemih dan genital, dan jaringan ikat kulit karena lokasi ditemukan eosinofil berhubungan dengan peran mereka dalam pertahanan melawan parasit.

Basofil
Dalam basofil terdapat granula yang mengandung histamin, heparin (antikoagulan yang berfungsi untuk menghambat pembekuan darah), sitokin, dan bahan kimia lain yang terlibat dalam respon alergi dan kekebalan. Basofil sangat mirip dengan sel mast jaringan. Sel mast terdapat di jaringan ikat kulit, paru-paru, dan saluran pencernaan.

Monosit
Monosit merupakan sel prekursor makrofag jaringan. Monosit menghabiskan kira-kira delapan jam dalam perjalanan dari sumsum tulang menuju ke posisi permanen dalam jaringan.
Ketika monosit berada di jaringan, monosit membesar dan berdiferensiasi menjadi makrofag fagositik. Makrofag memiliki peran yang sangat penting dalam pengembangan kekebalan yang didapat karena mereka adalah sel penyaji antigen.

Limfosit
Sebagian besar limfosit ditemukan dalam jaringan limfoid. Jenis limfosit ada dua, yaitu limfosit B yang berfungsi untuk produksi antibodi dan adanya antigen, sedangkan limfosit T berperan penting dalam pertahanan melawan patogen intraseluler seperti virus.

Mekanisme Pertahanan Tubuh
Mekanisme ini akan dibagi berdasarkan jenis-jenis pertahanan tubuh, dibagi menjadi dua yaitu:
Sistem Pertahanan Nonspesifik (Bawaan)
Sistem pertahanan nonspesifik atau imunitas bawaan ada sejak kita lahir. Dalam imunitas bawaan, garis pertahanan pertama merupakan pembatas epitel dari kulit, jaringan mukosa, sel dan antibiotik alami yang ada di epitel, yang semuanya berfungsi untuk memblokir masuknya mikroba.
Adapun komponen pada imunitas bawaan, yaitu:
● Sel epitel yang terdapat pada kulit, saluran pencernaan, saluran pernapasan, dan saluran urogenital.
● Sel penjaga dalam jaringan, seperti makrofag, sel dendritik, dan sel mast.
● Sel limfoid bawaan, termasuk sel NK.
● Sejumlah protein plasma, seperti Mannan-binding lectin (MBL), protein surfaktan, dan C-reactive protein (CRP).
Sistem Pertahanan Spesifik (Adaptif)
Sistem pertahanan spesifik atau imunitas adaptif sering menggunakan sel dan molekul sistem imun bawaan untuk menghilangkan mikroba, dan imunitas adaptif berfungsi untuk sangat meningkatkan mekanisme antimikroba dari imunitas bawaan. Imunitas spesifik dibagi menjadi dua, yaitu:
Imunitas humoral
Imunitas humoral diperantarai oleh protein yang disebut antibodi (imunoglobulin), yang diproduksi oleh sel yang disebut limfosit B. Tempat pematangan limfosit B berada di sumsum tulang belakang (bone marrow).
Secara umum imunoglobulin dibagi menjadi lima:
1. IgG
Membentuk 75% antibodi plasma pada orang dewasa karena diproduksi dalam respons imun sekunder. Beberapa IgG ibu melewati membran plasenta dan memberikan kekebalan pada bayi dalam beberapa bulan pertama kehidupan.
2. IgA
Antibodi ditemukan dalam sekresi eksternal, seperti air liur, air mata, lendir usus dan bronkial, dan ASI, di mana mereka mengikat patogen dan menandai mereka untuk fagositosis jika mereka mencapai lingkungan internal.
3. IgE
Parasit pada usus menjadi sasaran yang berhubungan dengan respon alergi. Ketika reseptor sel mast berikatan dengan IgE dan antigen, sel mast mengalami degranulasi dan melepaskan mediator kimia, seperti histamin.
4. IgM
Berfungsi sebagai reseptor sel B (B-cell receptor) untuk perlekatan antigen dan diproduksi pada tahap awal respons sel plasma.
5. IgD
Terdapat di permukaan limfosit B bersama dengan IgM, tetapi peran fisiologis IgD tidak jelas.

Imunitas yang diperantarai sel
Pertahanan terhadap mikroba intraseluler disebut imunitas yang diperantarai sel karena diperantarai oleh sel yang disebut limfosit T. Tempat pematangan limfosit T berada di kelenjar timus (thymus gland).
Berdasarkan perannya, limfosit T dibagi menjadi tiga, yaitu:
1. Sel T sitotoksik (killer).
Menghancurkan sel inang yang menyimpan benda asing dan membawa antigen asing, seperti sel tubuh yang diserang oleh virus, sel kanker yang telah bermutasi protein akibat transformasi ganas, dan sel yang ditransplantasikan.
2. Sel T helper.
Sel ini mengatur aktivitas sel imun lainnya. Karena peran penting yang mereka mainkan dalam “menghidupkan” kekuatan penuh dari semua limfosit dan makrofag yang diaktifkan lainnya, sel T pembantu merupakan “saklar utama” sistem kekebalan tubuh.
3. Sel T regulator.
Subpopulasi khusus sel T yang bertindak untuk menekan respon imun, sehingga mempertahankan homeostasis dan toleransi diri.
Usai menyimak pemaparan diatas, kini kamu makin mahir menguasai seputar materi sistem imun spesifik dan non spesifik.
Oiya, Minco alias Mimin KOCO juga mau kasih bocoran, nih kalau KOCO Star juga menyediakan media pembelajaran jika kamu masih butuh penjelasan yang lebih lengkap lagi. Langsung klik gambar banner ini, ya!
Dapatkan juga akses ke ribuan materi atau video belajar Matematika, IPA, IPS, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan mapel lainnya, serta bantuan langsung dari para guru secara live online melalui KODIO Learning.