Organ Ekskresi Hewan, Fungsi, dan Sistemnya | Biologi Kelas 11
Usai sebelumnya kita menyimak proses atau sistem ekskresi manusia, kini kita akan pelajari organ ekskresi hewan belalang, planaria, cacing tanah, serta fungsi dan ilustrasi gambar. Pengertian sistem ekskresi pada hewan sendiri merupakan proses pembuangan zat-zat sisa atau yang sudah tidak berguna lagi bagi tubuh hewan. Yuk, kita pelajari selengkapnya di artikel ini!
Organ Ekskresi Hewan dan Fungsinya
Belalang
Sistem ekskresi dari belalang terdiri dari tubulus malpighi yang letaknya berpasangan di daerah posterior saluran pencernaan (melapisi usus).
Sistem tubulus malpighi terdiri dari tubulus yang bercabang, fungsinya untuk meningkatkan luas permukaan. Letaknya di dekat hemolimfa dan jaringan lemak.
Tubulus ini dilapisi oleh mikrovili yang berfungsi untuk reabsorpsi dan memelihara keseimbangan osmotik.
Cacing Planaria
Planaria merupakan cacing pipih yang habitatnya di air tawar terutama pada air yang mengalir dan bersih, contohnya air terjun.
Sistem ekskresi pada planaria terdiri dari dua tubulus saling terhubung ke sistem saluran bercabang tinggi, mengarah ke pori-pori yang terletak di sepanjang sisi tubuh dan melalui pori-pori ini filtrat disekresikan. Ada sel-sel di dalam tubulus disebut dengan sel api.
Cacing Tanah
Struktur ekskresi cacing tanah sedikit lebih berkembang dan disebut dengan nephridia. Setiap segmen cacing terdapat sepasang nephridia.
Fungsi dari nephridia seperti ginjal, yaitu membuang limbah hasil metabolisme.
Sistem Ekskresi Hewan
Belalang
Tubulus malpighi bekerja sama dengan kelenjar khusus di dinding rektum. Limbah metabolik, seperti urea dan asam amino, bebas berdifusi ke dalam tubulus, sementara ion diangkut melalui mekanisme pompa ion.
Lapisan tubulus juga terjadi pompa pertukaran yang mengangkut ion H ke dalam sel dan ion K atau Na keluar sehingga air mengikuti untuk membentuk urin.
Sekresi ion mengubah tekanan osmotik yang menarik air, elektrolit, dan limbah nitrogen (asam urat) ke dalam tubulus.
Air dan elektrolit direabsorbsi ketika organisme ini dihadapkan pada lingkungan air rendah dan asam urat diendapkan dan diekskresikan sebagai pasta atau bubuk kental.
Cacing Planaria
Proses ekskresi pada Planaria: filtrat disekresikan melalui pori-pori yang terdapat di sepanjang sisi tubuh.
Adapun sel api terdapat di dalam tubulus yang fungsinya sama seperti ginjal pada manusia. Silia mendorong materi limbah ke tubulus dan keluar dari tubuh melalui pori-pori ekskretoris yang terbuka di permukaan tubuh.
Silia juga menarik air dari cairan interstisial sehingga memungkinkan untuk filtrasi. Setelah ekskresi, setiap metabolit yang berguna diserap kembali oleh sel.
Cacing Tanah
Proses ekskresi pada cacing: pada tubuh cacing terdapat tubulus bersilia yang berfungsi untuk menyaring cairan dari rongga tubuh dan membawa limbah, termasuk kelebihan ion, melalui lubang yang disebut nefrostom.
Selanjutnya dari nefrostom, ekskresi terjadi melalui nephridiopore (pori yang berfungsi untuk mengekskresikan limbah berasal dari sel).
Usai menyimak pemaparan diatas, kini kamu makin mahir menguasai seputar materi organ ekskresi hewan, fungsi, dan sistemnya.
Oiya, Minco alias Mimin KOCO juga mau kasih bocoran, nih kalau KOCO Star juga menyediakan media pembelajaran jika kamu masih butuh penjelasan yang lebih lengkap lagi. Langsung klik gambar banner ini, ya!
Dapatkan juga akses ke ribuan materi atau video belajar Matematika, IPA, IPS, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan mapel lainnya, serta bantuan langsung dari para guru secara live online melalui KODIO Learning.
