Mengenal Integrasi dan Disintegrasi Sosial | Sosiologi Kelas 11
Hai, Teman KOCO! Sesuai judul, kali ini Minco akan mengajak kamu untuk mempelajari tentang integrasi dan disintegrasi sosial. Dua hal ini tentu sangat berkebalikan, dimana integrasi sosial akan terbentuk jika setiap masyarakat mematuhi norma dan membangun kesatuan, sedangkan disintegrasi sosial dapat terjadi ketika ada masyarakat tersebut mengalami pelanggaran atau tindakan negatif yang memecah persatuan. Agar kamu makin paham, yuk langsung simak penjelasannya masing-masing di bawah ini!
Integrasi dan Disintegrasi Sosial
Seperti yang sudah Minco jelaskan sebelumnya, integrasi dan disintegrasi sosial merupakan dua hal yang berkebalikan. Dalam suatu kelompok masyarakat, disintegrasi seringkali terjadi bahkan hingga merugikan masyarakat tersebut. Namun, hal ini bisa di atasi dengan berbagai cara, salah satunya seperti reintegrasi sosial atau kondisi dimana masyarakat berusaha untuk kembali ke tahap integrasi atau sebelum terjadinya konflik. Okey, kita akan bahas satu per satu apa itu integrasi dan disintegrasi sosial!
Pengertian Integrasi Sosial
Menurut Paul B. Horton, integrasi sosial merupakan suatu proses pengembangan masyarakat dimana segenap kelompok ras dan etnik mampu berperan secara bersama-sama dalam kehidupan budaya dan ekonomi. Sedangkan, integrasi sosial menurut Soerjono Soekanto adalah sebuah proses sosial individu
atau kelompok untuk berusaha memenuhi tujuan melawan lawan yang disertai dengan suatu ancaman dan kekerasan. Di dalam kamus sosiologi sendiri, integrasi sosial dapat diartikan sebagai suatu proses
penyesuaian diantara unsur-unsur yang berbeda-beda sehingga membentuk suatu kesatuan masyarakat yang serasi.
Integrasi sosial akan terbentuk jika sebagian besar anggota di suatu masyarakat sepakat mengenai struktur kemasyarakatan yang dibangun termasuk nilai-nilai, norma-norma, dan pranata-pranata sosial. Menurut William F. Ogburn dan Mayer Nimkoff, syarat terwujudnya integrasi sosial yaitu :
- Anggota-anggota masyarakat merasa berhasil saling mengisi kebutuhan-kebutuhan di antara mereka.
- Masyarakat berhasil menciptakan kesepakatan (konsensus) bersama mengenai norma dan nilai-nilai sosial yang dilestarikan dan dijadikan pedoman.
- Norma-norma dan nilai sosial itu berlaku cukup lama, tidak mudah berubah dan dijadikan secara konsisten oleh seluruh anggota masyarakat.
Bentuk Integrasi Sosial
Perlu kamu ketahui, intergrasi sosial bentuknya ada tiga macam, yaitu:
Integrasi normatif
Sesuai namanya, integrasi sosial dapat disebabkan karena adanya kesepakatan bersama dalam menentukan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Contohnya seperti membuat kesepakatan akan tidak saling menyakiti, menyerang, atau berperang satu sama lain. Negara kita sendiri pun menerapkan integrasi normatif melalui semboyan “Bhinneka Tunggal Ika” untuk mempersatukan seluruh masyarakatnya, meskipun suku, ras, dan budayanya berbeda-beda.
Integrasi fungsional
Bentuk kedua yaitu integrasi fungsional yang terjadi akibat adanya fungsi-fungsi tertentu di dalam masyarakat. Setiap kelompok masyarakat tentu mempunyai fungsinya masing-masing, sehingga mereka pun berintegritas karena saling bergantung dan membutuhkan untuk memenuhi kebutuhan satu sama lain. Hal ini bisa didukung dengan kondisi geografis yang berbeda-beda setiap wilayah, yang mana kekayaan sumber daya alamnya pun juga berbeda-beda.
Integrasi koersif
Berikutnya yaitu intergrasi sosial yang terjadi berdasarkan kekuasaan yang dimiliki oleh seseorang. Misalnya, dalam suatu kelompok ada satu orang yang mempunyai kekuasaan atau wewenang tinggi, maka orang tersebut dapat mendorong atau memaksa terjadinya integrasi. Contohnya seperti ketua RT, Kepala Desa, dan sebagainya.
Proses Integrasi Sosial
Perlu kamu ketahui, integrasi sosial terbagi menjadi tiga proses yang meliputi:
- Akulturasi : proses sosial yang terjadi apabila kelompok sosial dengan kebudayaan tertentu dihadapkan pada kebudayaan asing yang berbeda. Proses akulturasi berlangsung tanpa menghilangkan kepribadian kebudayaan itu sendiri.
- Asimilasi : suatu proses sosial yang ditandai dengan adanya usaha-usaha untuk mengurangi perbedaan-perbedaan yang ada di antara individu atau kelompok masyarakat.
- Akomodasi : proses penyesuaian diri individu maupun kelompok yang semua saling bertentangan sebagai upaya untuk mengatasi ketegangan.
Faktor Integrasi Sosial
Integrasi sosial dapat terlaksana atau tidak tergantung oleh beberapa faktor di antaranya yaitu:
- Adanya homogenitas → Semakin homogen suatu kelompok masyarakat (norma dan perilaku sama), maka integrasi sosial pun akan semakin cepat terjadi.
- Ukuran kelompok → Besar kecilnya kelompok dapat mempengaruhi integrasi sosial, dimana semakin kecil kelompok (sedikit anggotanya) maka akan semakin cepat terjadi integrasi sosial.
- Mobilitas wilayah → Semakin tinggi mobilitas suatu wilayah, maka akan semakin lambat terjadinya integrasi sosial. Contohnya seperti pindah rumah, mengganti kewarganegaraan, dan masih banyak lagi.
- Komunikasi → Jika suatu kelompok mempunyai komunikasi yang efektif, semua pesan tersampaikan dengan baik tanpa menimbulkan kesalahpahaman, maka integrasi sosial dapat terjadi dengan mudah.
Disintegrasi Sosial
Kebalikan dari pembahasan sebelumnya, disintegrasi merupakan kondisi tidak bersatu atau hilangnya keutuhan, persatuan serta mengakibatkan perpecahan dalam kelompok masyarakat. Di dalam ilmu sosiologi, disintegrasi diartikan sebagai terpecahnya suatu kesatuan menjadi bagian kecil yang terpisah satu sama lain.
Menurut Selo Soemardjan, seorang ahli sosiolog, mengatakan bahwa perubahan sosial merupakan perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat yang memengaruhi sistem sosialnya, termasuk nilai-nilai, sikap, dan perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat. Perubahan yang terjadi pada lembaga-lembaga kemasyarakatan tersebut dapat menyebabkan pudarnya norma-norma dan nilai-nilai dalam masyarakat. Kondisi inilah yang disebut sebagai disorganisasi atau disintegrasi sosial.
Gejala Disintegrasi Sosial
Adanya perubahan dalam kehidupan tentu ada penyebabnya, tidak mungkin bisa berubah begitu saja. Sama halnya dengan disintegrasi sosial, ada beberapa gejala yang membuat suatu kelompok masyarakat menjadi terpecah belah, di antaranya yaitu:
- Sebagian masyarakat tidak mematuhi aturan dan norma yang ada
- Muncul silang pendapat di antara anggota masyarakat mengenai tujuan yang akan dicapai
- Wibawa dan kharisma para pemimpin semakin pudar
- Sanksi dan hukuman tidak dilaksanakan secara benar dan konsekuen
- Terjadi interaksi sosial yang ditandai dengan proses sosial yang disosiatif
Bentuk Disintegrasi Sosial
Secara umum, disintegrasi sosial terbentuk karena beberapa hal. Bentuk-bentuk tersebut adalah sebagai berikut:
Pergolakan daerah
Secara harfiah, pergolakan daerah merupakan suatu gerakan rasial vertikal dan horizontal yang dilakukan serentak di suatu daerah untuk melaksanakan kehendak. Salah satu penyebab terjadinya pergolakan daerah ini adalah pemegang kekuasaan yang berperilaku sewenang-wenang terhapa seseorang, kelompok, maupun wilayah tertentu. Dengan adanya pergolakan daerah seperti ini, maka keamanan suatu daerah pun menjadi terganggu.
Kenakalan remaja
Yap, sesuai namanya tentu saja perbuatan ini dilakukan oleh anak-anak usia remaja atau belasan tahun yang melawan norma atau mengganggu ketertiban umum. Ada beberapa penyebab munculnya kenakalan remaja ini, di antaranya yaitu kurangnya pengawasan orang tua dan sekolah, lingkungan yang tidak mendukung, masuknya budaya asing yang negatif, dan masih banyak lagi.
Kriminalitas
Bentuk disintegrasi sosial berikutnya yaitu kriminalitas atau tindakan kejahatan yang melanggar nilai dan norma yang berlaku di masyarakat. Kriminalitas ini selalu menyebabkan kerugian, baik secara fisik, psikis, materi bagi dirinya maupun orang lain. Proses sosial yang bisa menyebabkan seseorang melakukan tindak kriminal di antaranya faktor imitasi, kompensasi, identifikasi, dan pelaksanaan peranan sosial.
Reintegrasi Sosial
Ada salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mengubah suatu kelompok yang mengalami perpecahan menjadi bersatu kembali. Cara tersebut ialah reintegrasi sosial atau kembali pada kondisi sebelum terjadinya konflik atau perpecahan. Reintegrasi sosial merupakan suatu proses sosial dalam menyatukan kembali pihak-pihak yang mengalami konflik untuk berdamai dan bersatu kembali seperti sebelum terjadi konflik. Tentu saja dalam prosesnya mungkin akan melibatkan beberapa pihak eksternal seperti lembaga sosial, politik, hingga pemerintahan untuk membantu membentuk kembali norma dan nilai-nilai yang baru.
Bagaimana, Teman KOCO? Sudah mulai paham kan dengan materi kali ini?
Kalau kamu ada pertanyaan, langsung tulis di kolom komentar, ya. Kamu juga bisa mencoba mengerjakan tugas terkait topik ini di Kelas BesTie lho!
Kamu juga bisa mendownload rangkuman materi gratis atau bertanya langsung dengan guru menggunakan KOCO Star.
Yuk, dapatkan semua aksesnya dengan klik banner di bawah ini!
