Mengenal Apa Itu Sosialisasi dan Kepribadian | Sosiologi Kelas 10
Hai, hai, hai, Teman KOCO! Gimana nih kabarnya? Oh ya, pada materi kali ini, Minco akan mengajak kamu untuk belajar tentang sosialisasi dan kepribadian. Dua hal ini saling berhubungan dan tentu sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat. Jadi simak sampai akhir penjelasan materi ini ya!
Sosialisasi dan Kepribadian
Seperti yang sudah Minco sebutkan di atas, sosialisasi dan kepribadian ini sebenarnya saling berhubungan. Secara tidak langsung, proses sosialisasi akan membentuk kepribadian seseorang dan baik buruknya kepribadian seseorang tersebut ditentukan oleh proses sosialisasi yang dialami olehnya. Nah, di materi kali ini Minco akan membahas satu per satu terkait sosialisasi dan kepribadian. Yuk, simak lebih lanjut!
Pengertian Sosialisasi
Menurut Soerjono Soekanto, sosialisasi adalah sebuah proses sosial dimana seorang individu mendapatkan pembentukan sikap untuk berperilaku sesuai dengan orang-orang di sekitarnya. Hal ini juga berkaitan dengan definisi yang dikemukakan oleh Peter L. Berger, dimana ia mengartikan sosialisasi sebagai sebuah proses dimana individu menjadi anggota masyarakat yang partisipatif. Selain itu, ada juga ahli sosiologi lain, yakni Edward Shills yang menganggap bahwa sosialisasi adalah suatu proses sosial seumur hidup seseorang yang dijalani sebagai anggota kelompok dan masyarakat melalui pembelajaran kebudayaan.
Berdasarkan definisi-definisi para ahli di atas bisa disimpulkan bahwa sosialisasi yaitu sebuah proses penghayatan nilai dan norma ke dalam seorang individu dalam rangka penyesuaian diri sebagai anggota kelompok atau masyarakat.
Tujuan Sosialisasi
Adanya sosialisasi tentu ada maksud dan tujuannya, terutama dalam kehidupan bermasyarakat, di antaranya yaitu:
- Mengetahui nilai dan norma yang berlaku di suatu masyarakat sebagai keterampilan melangsungkan kehidupan individu sebagai anggota masyarakat.
- Mengetahui lingkungan sosial budaya tempat individu tinggal ataupun lingkungan baru agar terbiasa dengan nilai dan norma yang ada di masyarakat.
- Menambah keterampilan berkomunikasi secara efektif dan efisien serta mengembangkan kemampuan seperti membaca, menulis, berkreasi, dsb.
- Menanamkan nilai dan kepercayaan pokok yang sudah ada di masyarakat.
- Membantu individu untuk mengetahui identitas dirinya baik secara fisik maupun mental.
Faktor yang Mempengaruhi Sosialisasi
Seseorang tentu tidak begitu saja dapat bersosialisasi secara langsung, tentu ada beberapa faktor yang mempengaruhi atau mendorongnya untuk bisa bersosialisasi dengan baik. Berikut ini adalah beberapa faktor tersebut:
- Sifat dasar: Sifat yang diturunkan oleh orang tuanya
- Lingkungan prenatal : Kondisi ketika seseorang masih dalam kandungan ibunya. Pada momen ini, terjadi hubungan psikologis yang kuat antara ibu dan janin yang dikandungnya.
- Perbedaan perorangan : Setiap manusia memiliki perbedaan pada kepribadiannya
- Lingkungan : Ada lingkungan yang mempengaruhi kepribadian seseorang yaitu lingkungan fisik, budaya dan sosial.
- Motivasi : Kekuatan dorongan pada diri seseorang untuk berbuat sesuatu. Semakin besar dorongan dalam diri seseorang untuk bersosialisasi, makin cepat terjadinya proses sosialisasi.
Jenis Sosialisasi
Selain faktor, kamu juga perlu memahami apa saja jenis atau tipe dari sosialisasi itu sendiri. Pada dasarnya, sosialisasi terbagi menjadi dua jenis, yaitu:
Sosialisasi primer (Primary socialization)
Jenis sosialisasi ini merupakan sosialisasi pertama yang dijalani seseorang mulai dari balita, anak-anak dalam teman sepermainan, dan memasuki masa sekolah. Dalam tahap ini, peran orang terdekat seperti orang tua sangat penting, sebab anak melakukan interaksi secara terbatas. Fyi, kepribadian anak akan sangat ditentukan oleh interaksi yang terjadi antara dirinya dan keluarga terdekat, teman-temannya dan sekolah.
Sosialisasi sekunder (Secondary socialization)
Untuk sosialisasi jenis ini merupakan proses sosialisasi kelanjutan dari sosialisasi primer, dimana terjadi ketika seorang individu memasuki kelompok tertentu di masyarakat. Dalam tahap ini, akan ada agen-agen sosialisasi sebagai wadah untuk bersosialisasi, yaitu lembaga pendidikan, peer group, lembaga pekerjaan, dan lingkungan yang lebih luas daripada keluarga.
Tahapan Sosialisasi
Menurut seorang tokoh sosiologi yaitu Charles H. Cooley, sosialisasi dapat lahir dari adanya interaksi dengan orang lain atau disebut juga looking-glass self. Ada tiga tahapan seseorang bisa berkembang melalui suatu interaksi, yaitu:
- Tahap memahami diri sendiri dari pandangan orang lain.
- Contoh: Seorang anak merasa dirinya sebagai anak yang paling hebat dan pintar karena anak tersebut selalu mendapatkan ranking 1.
- Tahap merasakan adanya penilaian dari orang lain.
- Contoh: Pandangan bahwa si anak merupakan anak paling hebat lalu ia merasa orang lain selalu memuji dia dan selalu percaya pada tindakannya.
- Tahap dampak dari penilaian tersebut terhadap dirinya.
- Contoh: Pandangan dan penilaian bahwa dirinya anak yang hebat maka timbul rasa bangga dan kepercayaan diri yang penuh.
Sedangkan, menurut George Herbert Mead, sosialisasi yang dialami seseorang bisa dibedakan melalui beberapa tahap berikut beserta dengan kriterianya:
Kriteria | Tahap persiapan | Tahap meniru bertindak | Tahap bertindak | Tahap penerimaan norma kolektif |
Jumlah orang yang berinteraksi | Sedikit | Sedikit bertambah | Agak banyak | Banyak |
Keragaman orang dalam interaksi | Rendah | Agak rendah | Agak tinggi | Tinggi |
Kesadaran diri yang dimiliki | Belum | Hanya meniru | Mampu bekerja sama | Mampu bekerja sama dalam masyarakat luas secara tatap muka |
Pengertian Kepribadian
Menurut ahli sosiologi, Theodore R. Newcombe, kepribadian adalah organisasi sikap-sikap yang dimiliki seseorang sebagai latar belakang terhadap perilaku. Sedangkan, menurut Koentjaraningrat, kepribadian merupakan ciri-ciri watak yang diperlihatkan secara konsisten dan konsekuen sehingga seorang individu mempunyai identitas yang khas dan berbeda dari individu-individu lainnya.
Dari kedua pengertian di atas, bisa disimpulkan bahwa kepribadian merupakan integrasi dari kecenderungan seseorang untuk berperasaan, bersikap, bertindak dan berperilaku sosial tertentu.
Faktor Pembentuk Kepribadian
Mungkin kamu sudah paham bahwa kepribadian seseorang tentu tidak mungkin terbentuk begitu saja, namun ada beberapa faktor yang mempengaruhinya. Berikut adalah faktor-faktor tersebut:
Warisan Biologis
Semua manusia yang normal dan sehat mempunyai kesamaan biologis tertentu seperti memiliki dua tangan, panca indera, kelenjar seksual dan otak. Setiap warisan biologis bersifat unik, artinya tidak ada orang yang memiliki karakteristik fisik yang sama (kecuali anak kembar). Untuk beberapa ciri, warisan biologis lebih penting daripada yang lainnya. Perlu dipahami bahwa faktor biologis yang dimaksudkan dapat membentuk kepribadian seseorang adalah faktor fisiknya dan bukan warisan genetik. Kepribadian seorang anak bisa saja berbeda dengan orang tuanya, hal ini tergantung pada pengalaman sosialisasinya.
Lingkungan fisik
Faktor berikutnya yang dapat mempengaruhi kepribadian adalah lingkungan fisiknya. Contohnya seperti Bangsa Athabascans yang mempunyai kepribadian dominan, sehingga membuatnya mampu bertahan hidup di iklim yang sangat dingin. Selain itu, ada juga Suku Quolla dari Peru yang dianggap sebagai orang paling keras di dunia. Hal ini disebabkan karena hipoglikemia yang timbul karena kekurangan makanan.
Kebudayaan
Faktor yang satu ini mempunyai pengaruh yang besar terhadap kepribadian dan perilaku seseorang. Sebab, kebudayaan mampu menjadi pedoman hidup manusia dan alat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Misalnya seperti orang Bugis yang mempunyai budaya merantau dan mengarungi lautan.
Budaya ini telah membuat orang-orang Bugis menjadi keras dan pemberani.
Pengalaman kelompok
Dalam hidupnya, seorang individu akan tinggal dalam kelompok-kelompok tertentu dan hal ini penting sebagai model untuk gagasan atau norma perilaku seseorang. Kelompok semacam ini disebut kelompok referens (reference group). Contohnya, mulai dari keluarga, lalu beberapa tahun kemudian kelompok sebaya menjadi penting.
Pengalaman unik
Faktor pembentuk kepribadian yang terakhir yaitu adanya pengalaman unik yang dialami seseorang. Kepribadian itu berbeda-beda antar individu karena pengalaman yang dialami seseorang itu unik dan tidak seorang pun mengalami serangkaian pengalaman yang sama.
Bagaimana, Teman KOCO? Sudah mulai paham kan dengan materi kali ini?
Kalau kamu ada pertanyaan, langsung tulis di kolom komentar, ya. Kamu juga bisa mencoba mengerjakan tugas terkait topik ini di Kelas BesTie lho!
Kamu juga bisa mendownload rangkuman materi gratis atau bertanya langsung dengan guru menggunakan KOCO Star.
Yuk, dapatkan semua aksesnya dengan klik banner di bawah ini!
