SMA, Sosiologi, Topik Belajar

Konflik Sosial: Teori, Jenis, dan Penyebabnya | Sosiologi Kelas 11

Hai, Teman KOCO! Hampir setiap hari pasti ada berita tentang perselisihan antar kelompok, demonstrasi mahasiswa, ataupun tawuran. Biasanya, tindakan-tindakan seperti ini tidak terjadi secara sengaja, ada beberapa hal yang melatarbelakanginya. Misalnya seperti perbedaan pendapat, pelanggaran norma yang sudah disepakati, dan masih banyak lagi. Sebenarnya, contoh tindakan di atas termasuk ke dalam konflik sosial yang akan kita bahas di materi kali ini. Penasaran apa itu konflik sosial? Yuk, simak lebih lanjut penjelasannya di bawah ini!

Apa Itu Konflik Sosial?

Berdasarkan penjelasan ahli sosiolog, Soerjono Soekanto, konflik sosial adalah suatu proses sosial individu atau kelompok manusia berusaha memenuhi tujuannya dengan jalan menentang pihak lawan yang disertai ancaman. Sedangkan, menurut Robert M. Z. Lawang, yang dimaksud dengan konflik sosial ini merupakan suatu perjuangan untuk memperoleh nilai, status, dan kekuasaan dimana tujuan mereka tidak hanya memperoleh keuntungan, tetapi juga menundukkan saingannya.

Sederhananya, konflik sosial dapart diartikan sebagai percekcokan, perselisihan, atau pertentangan yang disebabkan karena adanya perbedaan dalam hubungan sosial masyarakat. Konflik hanya dapat terjadi jika ada interaksi antar individu, individu dengan kelompok, atau antar kelompok. Namun, interaksi di sini mengarah kepada perpecahan, sehingga disebut dengan interaksi disosiatif.

Teori Konflik Sosial

Ada beberapa teori yang dikemukakan oleh para ahli mengenai konflik sosial ini, di antaranya yaitu:

Konflik sosial menurut Lewis A. Coser

Dalam teori yang dikemukakan oleh Lewis A. Coser, konflik sosial yang terjadi di masyarakat disebabkan oleh adanya kelompok lapisan bawah yang semakin mempertanyakan legitimasi dari keberadaan distribusi-distribusi sumber-sumber langka. Konflik tidak hanya menyebabkan hal negatif tapi juga bisa menjalin kerukunan dalam suatu kelompok.

Konflik sosial menurut Karl Marx

Sedikit berbeda dengan teori sebelumnya, Karl Marx menganggap bahwa konflik sosial sebagai pertentangan kelas. Masyarakat yang berada dalam konflik umumnya dikuasai oleh kelompok dominan. Selain itu, dalam konflik sosial pasti ada pihak yang berkuasa dan pihak yang dikuasai. Kedua pihak ini memiliki kepentingan yang berbeda atau bertentangan sehingga bisa menimbulkan konflik.

Konflik sosial menurut Ralf Dahrendorf

Ahli sosiolog ini menyatakan bahwa masyarakat memiliki dua sisi yang berbeda yaitu konflik dan kerja sama. Berdasarkan pernyataannya tersebut, Dahrendorf menyempurnakan dan menganalisis dengan fungsionalisme struktural agar mendapat teori konflik yang lebih baik.

Pemetaan Konflik Sosial

Menurut Simon Fisher, pemetaan konflik sosial meliputi pihak-pihak yang berkonflik dan aspirasi dari berbagai pihak. Pemetaan konflik ini adalah cara untuk menggambarkan konflik secara grafis, yaitu menggabungkan antara pihak yang bermasalah dengan pihak lain. Berikut ini merupakan pemetaan konflik yaitu:

Sumber konflik (Source)

Konflik sosial disebabkan oleh sumber-sumber yang berbeda sehingga melahirkan tipe-tipe konflik yang berbeda pula. Sumber konflik sosial ini bisa muncul dari hubungan sosial, nilai-nilai seperti identitas dan agama, ataupun dominasi struktural. Dengan mengenali sumber konflik, maka akan lebih mudah untuk menyusun langkah-langkah penyelesaiannya.

Isu-isu (Issues)

Konflik disebabkan oleh sumber-sumber yang berbeda, sehingga melahirkan tipe-tipe konflik yang bertikai. Isu ini dikembangkan oleh semua pihak dan pihak lain yang tidak teridentifikasi tentang
sumber-sumber konflik.

Pihak (Parties)

Pihak yang berkonflik yaitu kelompok yang berpartisipasi dalam konflik, baik pihak konflik utama yang langsung berhubungan dengan kepentingan, pihak sekunder yang tidak secara langsung terkait dengan kepentingan, dan pihak tersier yang tidak berhubungan dengan kepentingan konflik. Pihak tersier ini yang sering dijadikan sebagai pihak netral untuk mengintervensi konflik.

Sikap (Attitudes/feelings)

Pemetaan konflik yang terakhir yaitu dengan melihat sikap, perasaan, dan persepsi yang mempengaruhi pola perilaku konflik. Sikap ini terkadang bisa muncul dalam bentuk positif maupun negatif. Misalnya, untuk membela dan menjaga warisan nenek moyang, suatu kelompok harus berselisih dengan kelompok yang ingin menghilangkan budaya tersebut. Nah, sikap seperti ini tentu bisa dianggap positif.

Dinamika Konflik Sosial

Perlu kamu ketahui, dinamika konflik dapat dilihat dari tingkat kekerasannya, Untuk memahami dinamika konflik, maka kamu harus melihat sumber konflik atau masalahnya terlebih dahulu, kemudian menganalisis karakter hubungan di antara pihak-pihak yang berkonflik, hingga mencari cara tindakan yang harus dilakukan untuk mengakhiri konflik tersebut. Berikut ini adalah tahapan dinamika konflik sosial menurut Fisher:

  • Pra-konflik → Adanya situasi yang tidak sesuai antara pihak satu dengan pihak lain
  • Konfrontasi → Mulai terbukanya suatu konflik
  • Krisis → Puncak terjadinya konflik atau pecahnya suatu konflik
  • Pasca-konflik → Keadaan yang mengakhiri berbagai konflik atau konfrontasi

Jenis Konflik Sosial

Secara umum, konflik sosial mempunyai banyak jenis dan diklasifikasikan berdasarkan penjelasan dari ahli-ahli sosiologi, di antaranya yaitu:

Menurut Ranjabar

  • Individual: Konflik yang terjadi dalam mental atau diri seseorang karena suatu hal. Konflik ini bersifat informal, tersembunyi, melakukan tindakan negatif, melakukan sabotase, dsb.
    • Contoh ⇨ Seseorang yang menyesal bekerja sebagai kriminal untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Di dalam diri orang tersebut, terjadi konflik antara nilai moral dan tekanan ekonomi yang harus dipenuhi.
  • Kolektif: Suatu konflik yang melibatkan banyak orang dan memiliki kepentingan yang sama. Konflik ini biasanya mempunyai dorongan yang lebih kuat dibandingkan konflik individu dengan anggota yang tingkat emosinya sangat tinggi dan sifatnya lebih rumit.

Menurut Ralf Dahrendorf

  • Peran: Suatu kondisi dimana seseorang mendapati kenyataan yang berlawanan dengan perannya dalam kehidupan nyata.
  • Antar agama: Konflik ini sering terjadi pada zaman dahulu saat konsep toleransi belum diindahkan.
  • Kelompok sosial: Terjadi karena adanya perbedaan kepentingan dalam upayanya mencukupi kebutuhan kelompok tersebut.
  • Antar kelompok yang terorganisir dan kelompok yang tidak terorganisir: Konflik ini biasanya terjadi saat unjuk rasa.
  • Antar satuan nasional: Konflik ini disebut juga konflik antar kepentingan organisasi.

Menurut Soejono Soekanto

Konflik sosial dapat terjadi karena adanya pertentangan dari pribadi, rasial, antar kelas-kelas sosial, politik, dan yang bersifat internasional.

Selain berdasarkan para ahli sosiologi, konflik sosial juga terbagi lagi menjadi beberapa jenis berdasarkan tujuan organisasi, poisisi pelaku yang berkonflik, sifat pelaku yang berkonflk, dan waktu. Berikut penjelasannya masing-masing:

Berdasarkan tujuan organisasi

  • Fungsional: Konflik yang mendukung tercapainya tujuan organisasi dan bersifat konstruktif.
  • Disfungsional: Jika suatu organisasi sosial mengalami disfungsional, tidak dipungkiri akan menimbulkan konflik. Konflik ini merupakan konflik yang menghambat tercapainya suatu organisasi dan bersifat destruktif (merusak).

Berdasarkan posisi pelaku yang berkonflik

  • Vertikal: Konflik antar satu pihak dengan pihak dalam suatu struktur organisasi yang memiliki derajat kedudukan yang tidak sama.
    • Contohnya: Konflik antara atasan dengan bawahan di suatu instansi.
  • Horizontal: Konflik sosial yang terjadi di dalam masyarakat antara dua pihak atau lebih dan memiliki kedudukan sederajat.
    • Contohnya: Konflik antar suku dengan suku lain.
  • Diagonal: Di dalam suatu organisasi sering terjadi ketidakadilan sumber daya sehingga menimbulkan yang dinamakan konflik diagonal.
    • Contohnya: Kasus konflik antara pemerintah dan warga sekitar karena adanya perilaku tidak adil mengenai alokasi sumber daya ekonomi oleh pemerintah.

Berdasarkan sifat pelaku yang berkonflik

  • Terbuka: Konflik yang diketahui oleh semua pihak atau masyarakat dalam suatu negara.
    • Contohnya: Konflik Palestina dan Israel.
  • Tertutup: Konflik yang hanya diketahui oleh pihak yang terlibat dalam konflik tersebut.
    • Contohnya: Konflik internal sekolah.

Berdasarkan Waktu

  • Sesaat (spontan): Konflik ini bisa terjadi dalam waktu yang singkat atau sesaat saja karena adanya kesalahpahaman antara pihak yang berkonflik.
    • Contohnya: Orang yang berkonflik saat diskusi tetapi setelah diskusi mereka tetap berteman dan tidak terjadi konflik lagi.
  • Berkelanjutan: Konflik ini terjadi dalam waktu yang lama dan sulit untuk diselesaikan. Apabila konflik sudah selesai pun bisa memungkinkan terjadi kembali konflik.
    • Contohnya: Konflik antara Korea Utara dan Korea Selatan.

Penyebab Terjadinya Konflik Sosial

Yap, suatu kelompok tidak akan berkonflik jika tidak karena disebabkan oleh suatu hal. Beberapa penyebab terjadinya konflik sosial adalah sebagai berikut:

Perbedaan Antar Individu

Tiap individu pada dasarnya memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Perbedaan ini menimbulkan konflik sosial. Perbedaan pendirian atau pemikiran lahir karena setiap individu memiliki cara pandang berbeda terhadap masalah yang sama.

Perbedaan Kebudayaan

Kebudayaan yang melekat pada seseorang bisa memunculkan konflik jika kebudayaan tersebut bertentangan dengan kebudayaan lain.

Bentrokan Kepentingan

Umumnya kepentingan merujuk pada keinginan atau kebutuhan akan suatu hal. Seseorang mampu mendapatkan apa saja untuk mendapatkan kepentingannya. Oleh sebab itu, jika terjadi benturan kepentingan yang berbeda bisa dipastikan munculnya konflik sosial.

Perubahan Sosial

Fyi, perubahan sosial yang berlangsung cepat untuk sementara waktu akan mengubah nilai-nilai yang ada dalam masyarakat. Hal ini menyebabkan terjadinya perbedaan pendirian antar golongan dalam menyikapi perbedaan tersebut. Situasi dan kondisi ini mampu memunculkan konflik baru.

Dampak Konflik Sosial

Dengan adanya konflik sosial yang terjadi di masyarakat dan dengan penyebab atau latar belakang masalah yang berbeda-beda, terdapat dampak yang dihasilkan, baik itu positif maupun negatif. Dampak positif dan negatif dari konflik sosial tersebut adalah:

Dampak positif

  • Memfasilitasi tercapainya rekonsiliasi dari berbagai kepentingan
  • Sebagai tempat awal terjadinya perubahan sosial
  • Dapat mempererat persatuan dan solidaritas kelompok

Dampak negatif

  • Menimbulkan perpecahan di lingkungan masyarakat
  • Menimbulkan permusuhan bila konflik tidak diselesaikan dengan baik
  • Memicu tindakan agresif, kekerasan, dan penyerangan
  • Terjadinya perubahan kepribadian dalam diri seseorang
  • Menyebabkan korban jiwa

Upaya Menyelesaikan Konflik Sosial

Ada beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk menyelesaikan konflik sosial yaitu:

Mediasi

Upaya yang pertama yaitu mediasi atau upaya penyelesaian konflik oleh pihak ketiga tapi tidak diberikan keputusan yang mengikat. Jadi, pihak ketiga ini bersifat netral dan bertugas untuk mendamaikan kedua belah pihak yang berkonflik.

Konsiliasi

Upaya kedua yaitu dengan melakukan konsiliasi atau mengendalikan konflik menggunakan lembaga-lembaga tertentu agar pihak yang berkonflik bisa berdiskusi mengenai persoalan yang menimbulkan konflik. Contohnya di dunia kerja, Departemen Tenaga Kerja bisa membantu untuk menyelesaikan permasalahan dengan mempertemukan kedua pihak untuk mencapai kesepakatan damai.

Negosiasi

Mungkin kamu tidak asing dengan istilah yang satu ini. Yap, negosiasi adalah suatu interaksi sosial antara pihak-pihak yang terlibat untuk saling menyelesaikan perbedaan agar mencapai kata sepakat. Di dalam proses ini, kedua pihak yang berkonflik melakukan pembicaraan dalam bentuk tawar-menawar mengenai syarat-syarat untuk mengakhiri konflik.

Konversi

Upaya lainnya yang bisa dilakukan untuk menyelesaikan konflik adalah dengan konversi. Dimana, salah satu pihak bersedia mengalah dan mau menerima pendirian pihak lain. Contohnya, saat rapat di kelas lalu ketua kelas dan wakil ketua kelas berdebat tapi ketua kelas mengalah dan menerima pendapat wakil ketua kelas karena pendapatnya dianggap lebih baik untuk kepentingan kelas.


Bagaimana, Teman KOCO? Sudah mulai paham kan dengan materi kali ini? Pelajari juga materi tentang kelompok sosial agar pengetahuan kamu makin luas!

Kalau kamu ada pertanyaan, langsung tulis di kolom komentar, ya.

Kamu juga bisa mendownload rangkuman materi gratis atau bertanya langsung dengan guru menggunakan KOCO Star.   

Yuk, dapatkan semua aksesnya dengan klik banner di bawah ini!

koco star

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *