Biologi, SMA, Topik Belajar

Gangguan Sistem Saraf, Indera, Hormon | Biologi Kelas 11

Teman KOCO, usai sebelumnya kita menyimak seputar proses/cara kerja sistem regulasi/koordinasi (saraf, indera, hormon), kini kita akan mempelajari materi pengaruh psikotropika dan gangguan sistem saraf, indera (mata, telinga, hidung, lidah, kulit), serta hormon. Yuk, baca dengan seksama di bawah ini!

Pengaruh Psikotropika pada Sistem Regulasi

Psikotropika atau narkoba adalah zat/obat-obatan yang dapat mempengaruhi kerja sistem saraf dan dapat menimbulkan adiksi (kecanduan).

Berdasarkan pengaruh zat, zat psikotropika dibedakan menjadi:

a. Stimulan: bersifat menstimulasi sistem saraf simpatik melalui hipotalamus. Contoh: kafein, nikotin, amfetamin, kokain, ritalin, dexedrine, fenmetrazin, metilfenidat.

b. Depresan: bersifat mengurangi kegiatan sistem saraf pusat. Contoh: alkohol, valium, barbiturat, opium, morfin, kodein, metadon, kloroform, eter

c. Halusinogen: bersifat mempengaruhi persepsi penglihatan, pendengaran dan respons emosional. Halusinogen menyebabkan halusinasi, perasaan melayang, hilangnya konsentrasi dan perhatian, dan penurunan berat badan. Contoh: LSD, STP, DMT, PCP, mesakolin, marijuana, ekstasi, sabu-sabu

Tahapan rusaknya susunan sistem regulasi akibat konsumsi zat psikotropika:

1. Menurunnya daya koordinasi tubuh karena kekurangan neurotransmiter dopamin yang menyebabkan impuls tidak dapat diteruskan.

2. Muncul gejala hilangnya kendali otot, jantung lemah, terganggunya peredaran darah, rusaknya alat pernapasan, tubuh gemetar, jalan sempoyongan, daya ingat menurun, dan turunnya berat badan.

3. Zat psikotropika tersebut kemudian menimbulkan adiksi sehingga penggunanya menjadi kecanduan.

4. Orang yang kecanduan akan mengalami penumpukan zat-zat racun di hati sehingga dapat menimbulkan kanker hati atau sirosis hati.

Gangguan yang Terjadi pada Sistem Regulasi

Sistem Saraf

Gangguan pada sistem saraf antara lain:

1) Migrain, kurangnya suplai oksigen pada salah satu bagian otak.

2) Gegar otak, disebabkan oleh cedera otak berupa benturan.

3) Amnesia, ketidakmampuan mengingat hal yang telah terjadi akibat cedera otak

4) Alzheimer, berkurangnya kemampuan mengingat dan melakukan aktivitas sehari-hari (menulis, dll.) akibat usia lanjut.

5) Multiple sclerosis, degenerasi sel saraf pada sistem saraf pusat.

6) Autisme, kesulitan berkonsentrasi, bersosialisasi, daya khayal tinggi, dan melakukan pola tingkah laku berulang yang tidak wajar. Autisme diakibatkan gen, obat-obatan, dan ketidakseimbangan neurotransmitter di otak.

7) Skizofrenia, ketidakseimbangan neurotransmitter dopamin di otak yang menyebabkan gangguan kejiwaan dan respons emosional yang tinggi.

8) Hidrosefalus, kelebihan cairan cerebrospinal di otak yang menyebabkan pembesaran kepala.

9) Stroke, kerusakan otak akibat tersumbat atau pecahnya pembuluh darah otak, dapat menyebabkan bagian tubuh lumpuh sebagian atau seluruhnya.

10) Neuritis, radang saraf karena infeksi, kekurangan vitamin B, pengaruh fisik, keracunan gas dan logam, dan obat-obatan.

11) Transeksi, kerusakan pada segmen medulla spinalis, menyebabkan kelumpuhan serta hilangnya kepekaan.

12) Parkinson, berkurangnya neurotransmitter dopamin yang menyebabkan tangan gemetar, kesulitan bergerak, otot wajah kaku.

13) Epilepsi (ayan), tidak dapatnya sistem saraf merespon rangsangan atau efektor yang bekerja tanpa diperintah/dikontrol. Epilepsi disebabkan oleh kerusakan otak karena munculnya jaringan parut otak sewaktu kelahiran, tumor, infeksi, kelainan metabolisme, dan kecelakaan.

14) Poliomielitis, infeksi Poliovirus pada saraf motorik di otak. Gejalanya adalah sakit kepala, panas, sakit otot yang berakibat lumpuh.

15) Neurasthenia (lemah saraf), akibat gen atau keracunan.

16) Meningitis, radang selaput pelindung sistem saraf pusat.

Sistem Indera

1. Gangguan pada indra penglihatan :

● Miopi (rabun jauh): Tidak mampu melihat jarak jauh karena titik jauh < ∞ cm.

gangguan indera penglihatan mata - materi Gangguan Sistem Saraf, Indera, Hormon | Biologi Kelas 11
Miopi // Sumber Gambar: Vista-Laser

Miopi terjadi karena:
a. Bayangan jatuh sebelum retina,
b. Bola mata terlalu lonjong,
c. Kelengkungan lensa mata terlalu besar.

Miopi dapat ditolong menggunakan kacamata berlensa cekung/negatif.

● Hipermetropi (rabun dekat): Tidak mampu melihat jarak dekat karena titik dekat >25 cm.

gangguan indera penglihatan mata hipermetropi - materi Gangguan Sistem Saraf, Indera, Hormon | Biologi Kelas 11
Hipermetropi // Sumber Gambar: deherba

Hipermetropi terjadi karena:
a. Bayangan jatuh setelah retina,
b. Bola mata terlalu pipih,
c. Kelengkungan lensa mata terlalu kecil.

Hipermetropi dapat ditolong menggunakan kacamata berlensa cembung/positif

● Presbiopi (cacat mata tua)

Presbiopi disebabkan faktor usia yang disebabkan karena menurunnya daya akomodasi mata. Presbiopi dapat ditolong menggunakan kacamata berlensa bifokal/rangkap, yaitu terdiri dari lensa cembung di bagian atas dan lensa cekung di bagian bawah.

● Astigmatisma (mata silindris): disebabkan karena bentuk kornea mata yang tidak bulat. Astigmatisma dapat ditolong menggunakan kacamata berlensa silindris.

● Katarak: Keruhnya lensa mata karena penumpukan glukosa (diabetes mellitus), dan lain-lain

● Trakoma: Peradangan lapisan konjungtiva mata yang dapat menyebabkan kebutaan

● Rabun senja: Kebutaan karena defisiensi vitamin A.

● Buta saraf: Terjadi karena kerusakan retina, saraf optik (II), atau korteks otak yang bertanggung jawab atas penglihatan.

● Buta warna: Terjadi karena salah satu jenis atau lebih sel-sel reseptor cahaya tidak dapat menerima atau mengenali warna tertentu.

2. Gangguan pada indra pendengaran dan keseimbangan :

● Tuli saraf
Terjadi karena kerusakan organ korti, saraf auditori (VIII), atau korteks otak yang bertanggung jawab atas pendengaran.

● Tuli konduktif
Terjadi karena gangguan penghantaran suara ke koklea, misalnya penumpukan serumen atau kerusakan tulang pendengaran.

● Motion sickness
Penyakit mabuk akibat perjalanan darat, laut ataupun udara karena reseptor keseimbangan mendeteksi pergerakan, namun tidak sinkron karena indra penglihatan dan tubuh tidak mendeteksi pergerakan.

3. Gangguan pada indra pembau :

● Hiposmia
Penurunan reseptor hidung terhadap sebagian bau.

● Parosmia
Kesalahan reseptor hidung dan otak dalam menerjemahkan bau.

● Kakosmia
Persepsi abnormal terhadap suatu bau yang tidak enak.

● Anosmia
Ketidakmampuan total reseptor hidung menerima bau.

● Pilek
Penyakit yang menyebabkan hidung menghasilkan banyak lendir yang menghalangi reseptor hidung untuk menerima bau

4. Gangguan pada indra pengecap

● Sariawan lidah: disebabkan oleh jamur Candida albicans

● Kanker lidah: disebabkan oleh merokok, konsumsi alkohol dan obat-obatan berlebih.

● Fisura lidah: retak-retak dan lekukan pada lidah yang lebih besar yang mudah menimbulkan rasa perih dan iritasi.

● Mikroglossi: ukuran lidah dan papila yang lebih kecil daripada normal.

● Makroglossia: ukuran lidah dan papilla yang lebih besar daripada normal.

5. Gangguan pada indra peraba

● Panu: disebabkan oleh jamur Tinea versicolor.

● Kurap: disebabkan oleh jamur Microsporum.

● Jerawat: disebabkan oleh bakteri Propionibacterium acnes yang menyebabkan tersumbatnya pori-pori kulit.

● Dermatitis: adalah peradangan kulit seperti munculnya ruam, rasa gatal dan inflamasi, sebagai respon imun terhadap benda asing dan patogen.

Sistem Hormon

Gangguan yang terjadi pada sistem hormon:

1) Dwarfisme, kekerdilan akibat kekurangan GH.

2) Gigantisme, keraksasaan akibat kelebihan GH.

3) Akromegali, pertumbuhan tidak seimbang akibat kelebihan GH saat dewasa.

4) Kretinisme, kekerdilan dan keterbelakangan mental akibat kekurangan hormon tiroid.

5) Myxdema, rendahnya kecepatan metabolisme tubuh akibat kekurangan hormon tiroid.

6) Gondokan, pembengkakan kelenjar tiroid akibat kelebihan hormon tiroid atau penumpukan iodium.

7) Morbus basedowi, hipermetabolisme akibat kelebihan hormon tiroid dengan gejala gugup, napas cepat tidak teratur, dan mata terbelalak.

8) Graves disease, hipermetabolisme akibat kelebihan hormon tiroid yang menyebabkan penyakit autoimun.

9) Von Recklinghousen, keadaan dimana kandungan kapur dalam urin meningkat, sedangkan keadaan tulang menjadi rapuh.

10) Addison, kerusakan korteks adrenal yang mempengaruhi produksi hormon kortison dengan gejala kelelahan, nafsu makan berkurang, tekanan darah rendah.

11) Sindrom Chusing, kelebihan hormon kortisol dengan gejala kelelahan, otot lemah, moonface, merah-merah pada lengan, edema, menstruasi tidak teratur.

12) Tetani, turunnya kadar kapur dalam darah akibat kekurangan parathormon, memiliki gejala kejang otot, gelisah, dan kesemutan.

13) Diabetes insipidus, penyakit beser atau sering buang air kecil karena kurangnya produksi ADH.

14) Albino, kekurangan pigmen melanin.

15) Melanisme, kelebihan pigmen melanin.

16) Hipergastrinemia, peningkatan hormon gastrin dan asam klorida dalam lambung.

17) Gastrinoma, tumor lambung akibat kelebihan hormon gastrin.

18) Diabetes mellitus, tingginya kadar glukosa dalam darah akibat sedikitnya hormon insulin yang dihasilkan pankreas. Tingginya kadar glukosa dalam darah menyebabkan urin mengandung glukosa.


Usai menyimak pemaparan diatas, kini kamu makin mahir menguasai seputar materi gangguan sistem saraf, indera, dan hormon.

Oiya, Minco alias Mimin KOCO juga mau kasih bocoran, nih kalau KOCO Star juga menyediakan media pembelajaran jika kamu masih butuh penjelasan yang lebih lengkap lagi. Langsung klik gambar banner ini, ya!

Dapatkan juga akses ke ribuan materi atau video belajar Matematika, IPA, IPS, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan mapel lainnya, serta bantuan langsung dari para guru secara live online melalui KODIO Learning.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *