Bahasa Indonesia, SMP, Topik Belajar

Contoh Cerpen Beserta Struktur dan Kebahasaannya | Bahasa Indonesia Kelas 9

Teman KOCO masih ingat nggak dengan materi tentang cerpen kemarin? Pasti sudah paham dong tentang ciri, unsur, struktur, hingga kaidah kebahasaannya? Soalnya dalam materi kali ini kamu akan belajar membedah struktur dan kaidah kebahasaan dari salah satu contoh teks cerpen. Kalau kamu lupa langsung cek blog KOCO Star ya! Nah, buat kamu yang masih inget yuk langsung simak penjelasan di bawah ini!

Review Singkat

Struktur Cerpen
Topik Cerpen Materi Bahasa Indonesia Kelas 9

Sebelum membedah teks cerpen, Minco mau review kembali nih tentang materi cerpen buat kamu. Jadi, cerpen atau cerita pendek adalah suatu karya sastra dalam bentuk tulisan yang berisi tentang cerita fiksi prosa. Secara umum, cerita pendek hanya terdiri dari 1.600 – 10.000 kata dan fokus pada satu cerita dan konflik permasalahan saja.

Cerpen mempunyai dua unsur pembangun, yakni unsur intrinsik yang mencakup tema, alur, latar, tokoh, serta sudut pandang, dan unsur ekstrinsik yang berupa latar belakang cerita dan pengarangan. Selain itu, dalam cerpen kamu harus memperhatikan kaidah kebahasaannya yang meliputi penggunaan bahasa sehari-hari, majas, kalimat deskriptif, serta mengandung kosakata yang menarik.

Kemudian, untuk struktur dari cerpen terbagi menjadi enam bagian yaitu abstaksi, orientasi, komplikasi, evaluasi, resolusi, hingga koda. Nah, penerapan struktur dan kaidah kebahasaan dari teks cerpen bisa kamu pahami dalam contoh teks berikut ini.

Contoh Teks Cerpen 1

Kegemaran yang Langka

Ibu Mimi berjualan makanan di depan rumahnya. Banyak pegawai kantor yang datang dan makan di kantin ibu Mimi. Setiap hari, ibu Mimi membeli banyak kaki ayam. Karena ada satu makanan berkuah yang lebih lezat bila dimasak dengan kaki ayam.

Nah, kaki ayam ini amat disukai Mimi. Rasanya gurih, legit, dan … pokoknya nikmat. Waktu masih kecil Mimi sering makan 2 buah kaki ayam. Sekarang setelah kelas 5, Mimi bisa menghabiskan setengah lusin kaki ayam.

Tetapi, kegemaran Mimi ini nyaris terhenti.

Suatu siang, Rita dan Agnes datang saat Mimi sedang makan siang. Di hadapannya ada semangkuk kaki ayam, lengkap dengan cekernya. “Hai, kalian mau makan? Ayo, kita makan!”

Agnes dan Rita saling berpandangan, lalu tertawa.

“Kenapa?” tanya Mimi heran. Tangannya tetap memegang sepotong kaki ayam.

“Aku heran, kamu kok nikmat benar makan kaki ayam. Aku tak pernah mau memakannya!” jawab Rita.

“Aku juga. Malah aku baru pernah lihat ada orang suka makan kaki ayam!” tambah Agnes.

“Oh, ya? Aku kira banyak orang yang suka makan kaki ayam. Lezat kok. Ah, mungkin kalian berdua saja tidak suka karena belum pernah mencobanya. Cobalah satu!” Mimi menawarkan.

Rita dan Agnes menunjukkan wajah jijik.

“Aku jadi ingin tahu berapa orang anak di kelas kita yang suka makan kaki ayam!” tiba-tiba Rita berkata.

“Baik, besok aku akan menanyakan pada teman-teman kita. Akan kubuktikan cukup banyak orang yang tahu lezatnya kaki ayam!” kata Mimi bersemangat.

Esok harinya, Mimi membawa notes kecil dan menuliskan nama-nama kawan sekelasnya yang berjumlah 37 orang itu. Lalu, ia menanyai mereka satu persatu. Pekerjaan itu tidak sulit. Ia melakukannya sebelum bel masuk berbunyi, waktu istirahat pertama dan kedua. Namun, hasilnya mengecewakan Mimi. Ternyata, tak seorang pun kawan sekelasnya suka makan kaki ayam.

Sekarang Mimi mulai ragu-ragu. Jangan-jangan ia yang aneh karena suka makan kaki ayam. Apakah sebaiknya mulai sekarang ia tidak makan kaki ayam lagi? Tetapi, bisakah ia menghentikan kegemarannya itu?

Masih tengiang-ngiang di telinganya jawaban kawan-kawannya, “Ih, aku sih jijik.”

“Ayam biasanya mencakar di tempat-tempat sampah,” kata Yuli.

“Ha, ha, ha, kamu suka makan kaki ayam? Kamu juga suka buntut dan kepala ayam?” goda Dani.

“Ih, amit-amit seperti tak ada makanan lain saja!” kata Ine.

Sepulang sekolah wajah Mimi murung. la tak mengira kegemarannya itu merupakan kegemaran yang langka. “Sudah pulang, Mi? Itu di panci ada kaki ayam,” ujar Ibu.

Mimi menggelengkan kepalanya.

“Lho, ada apa?” tanya Ibu heran. Mimi menceritakan masalahnya, lalu berkata, “Ibu tak pernah bilang kalau banyak orang tak mau makan kaki ayam!”

Ibu tertawa dan berkata, “Memangnya kenapa? Nah, coba kamu jawab pertanyaan-pertanyaan ini. Lalu, kamu ambil keputusan apakah kamu mau meneruskan atau menghentikan kegemaranmu!”

“Pertama, kalau kamu suka kaki ayam apakah dirimu menjadi rugi?” tanya Ibu.

“Tidak!” jawab Mimi.

“Kedua, apakah sikap kawan-kawanmu berubah setelah mereka tahu kamu suka makan kaki ayam?” tanya Ibu lagi.

“Tidak!” jawab Mimi.

“Ketiga, apakah kalau misalnya si Rita suka makan daun pepaya yang pahit, semua anak di kelas harus mengikuti kegemarannya?” Ibu mengajukan pertanyaan yang terakhir.

“Tidak!” jawab Mimi.

“Kalau begitu, ambillah keputusan yang terbaik bagimu!” kata Ibu.

Mimi tersenyum. Hilanglah keraguannya. la mengucapkan terima kasih pada Ibu, lalu mengambil mangkuk kosong dan pergi ke dapur. Selanjutnya kamu tahu apa yang dikerjakan Mimi, bukan?

Struktur Teks 1

Berikut adalah struktur teks dari cerpen “Kegemaran yang Langka

AbstrakIbu Mimi berjualan makanan di depan rumahnya. Banyak pegawai kantor yang datang dan makan di kantin ibu Mimi. Setiap hari, ibu Mimi membeli banyak kaki ayam. Karena ada satu makanan berkuah yang lebih lezat bila dimasak dengan kaki ayam.
OrientasiLatar suasana: Sedih, bahagia
Latar waktu: Masa kini, siang hari
Latar tempat: Tempat jualan Ibu Mimi, sekolah
KomplikasiTokoh utama, Mimi sangat menyukai kaki ayam dan berniat untuk menawarkan menu makanan tersebut kepada kedua temannya. Namun, ternyata mereka menunjukkan reaksi tidak suka dengan kaki ayam.
EvaluasiKonflik di mulai ketika Mimi tidak percaya bahwa ada orang yang tidak suka kaki ayam. Ia berniat untuk menanyakan semua teman sekelasnya apakah mereka suka dengan kaki ayam atau tidak. Karena semua teman sekelasnya tidak ada satu pun yang suka, maka Mimi pun menjadi sedih dan enggan makan kaki ayam lagi.
ResolusiSi ibu memberikan nasihat berupa pertanyaan kiasan yang dapat menyadarkan bahwa tidak semua orang akan menyukai hal yang sama dengannya.   
KodaKamu tidak perlu merubah apa yang kamu suka hanya karena komentar orang lain. Preferensi setiap orang berbeda-beda. Kamu tidak bisa memaksa mereka untuk menyukai apa yang kamu suka. Biarlah orang tidak suka, karena hanya kamu yang mengerti bagaimana membahagiakan diri sendiri.
Sumber: Widya Suwarna

Kaidah Kebahasaan Teks 1

Di atas sudah disajikan struktur dari teks cerpen, nah sekarang yuk kita ulas bersama kaidah kebahasaan yang terdapat pada teks cerpen Kegemaran yang Langka:

  • Menggunakan ragam bahasa sehari-hari, hal ini dibuktikan pada: Suatu siang, Rita dan Agnes datang saat Mimi sedang makan siang. Di hadapannya ada semangkuk kaki ayam, lengkap dengan cekernya. “Hai, kalian mau makan? Ayo, kita makan!”
  • Kosakata yang dihasilkan penulis menggunakan istilah lain untuk perbendaharaan kata seperti : legit, setengah lusin

Contoh Teks Cerpen 2

Akan Terus Bertahan

Kesedihan masih mendera diriku. Setelah ditinggal pergi pendamping hidupku, kini anakku satu-satunya juga telah tiada. Hujan air mata tentu saja menetes di sini; di mataku. Terkadang aku merasa, Tuhan mengujiku terlalu berat. Ingin menghakimi-Nya, namun apa daya, aku tak bisa. Sungguh aku tak sanggup memaki Pencipta diriku yang telah menyelamatkanku dari sebuah insiden naas beberapa tahun yang lalu. Aku percaya ada hikmah dari semua ini. Aku sungguh percaya bahwa Dia tidak akan menjahatiku, ucapku kepada batinku sendiri.

Tak terasa ini sudah 40 hari kepergian istriku, dan 7 hari kepergian anakku. Sedih dan duka itu tentu masih ada, namun menipis, setipis kain tissue yang sering aku gunakan untuk menyeka air mata dan ingusku karena berduka. Namun aku sadar, bahwa berduka terlalu lama tak akan ada gunanya. Menjalani hidup sekuat mungkin adalah solusi atas kekosongan dan kesedihanku ini.

Ada pepatah yang bilang, bahwa kesibukan bisa membuat kita lalai dari kesedihan dan keresahan hati kita. Dan ternyata itu benar. Kesibukan yang kujalani sebagai layouter cukup menguras hati dan pikiran. Bayang-bayang sang pendamping hidup, serta bayang-bayang sang anak tidak terlalu sering menghantuiku; membuat air mata menetes di mataku.

Tak pernah kupikirkan siapa yang akan menggantikan pendamping hidupku di dunia ini. Yang aku pikirkan saat ini adalah bagaimana menjalani hidupku sebaik mungkin dan tidak larut dalam duka. Dan aku akan terus bertahan, terus menjalani hidupku, hingga nanti aku menyusul anak dan kekasihku di sana.

Struktur Teks 2

Berikut adalah struktur teks dari cerpen “Akan Terus Bertahan

AbstrakKesedihan masih mendera diriku. Setelah ditinggal pergi pendamping hidupku, kini anakku satu-satunya juga telah tiada. Hujan air mata tentu saja menetes di sini; di mataku
OrientasiLatar suasana: sedih, latar waktu: kini, serta 40 hari setelah si pendamping hidup wafat dan 7 hari setelah sang anak wafat.
KomplikasiSang tokoh sedih karena ditinggal mati sang anak padahal sebelumnya telah ditinggal pendamping hidupnya, sang tokoh mulai menghilangkan rasa sedihnya dengan terus menjalani hidup dan menyibukkan diri, dan sang tokoh pun memutuskan untuk tetap bertahan hidup dan tidak mencari pendamping hidup yang baru.
EvaluasiPengenalan konflik sudah ada sejak di paragraf awal, yakni saat sang tokoh kehilangan anak tercintanya, padahal sebelumnya dia telah ditinggalkan sang pendamping hidup. Alur cerita semakin berlanjut, dan si tokoh ini pun mulai mencoba lebih tegar dalam menjalani hidup dan kedukaan yang dia rasakan. Di akhir cerita, si tokoh pun menentukan sikap hidupnya terhadap apa yang dia alami.
ResolusiSi tokoh memutuskan untuk menjalani hidupnya dan mulai menyibukkan diri dengan bekerja sebagai layouter. Selain itu, si tokoh memutuskan untuk tidak mencari pendamping hidup lagi. Hal ini bisa dilihat pada kalimat-kalimat yang ada di paragraf akhir.
KodaKita tidak bisa selamanya larut dalam kesedihan. Waktu terus berjalan, sehingga kita juga perlu untuk bertahan hidup. Menyibukkan diri bisa menjadi solusi kita untuk menghilangkan rasa sedih dan kesepian. Dengan mengikhlaskan segalanya akan ada hikmah yang datang nantinya.
Sumber : Modul Bahasa Indonesia SMP kelas IX

Kaidah Kebahasaan Teks 2

Setelah mencari struktur dalam teks, sekarang saatnya kita untuk membedah kaidah kebahasaan yang ada dalam cerpen Akan Terus Bertahan:

Menggunakan ragam bahasa sehari-hari, hal ini dibuktikan pada kalimat: “Yang aku pikirkan saat ini adalah bagaimana menjalani hidupku sebaik mungkin dan tidak larut dalam duka”
Bermajas metafora, yaitu majas yang mengandung perbandingan yang tersirat sebagai pengganti kata atau tingkatan lain. Kutipannya sebagai berikut : Setelah ditinggal pergi pendamping hidupku, kini anakku satu-satunya juga telah tiada. Pendamping hidup maksudnya istrinya.
Kosakata yang dihasilkan penulis menggunakan istilah lain untuk perbendaharaan kata seperti : telah tiada, mendera.

Bagaimana, Teman KOCO? Tidak sesulit yang kamu bayangkan, bukan?

Kalau kamu ada pertanyaan seputar materi cerpen ini, tulis di kolom komentar, ya. Jangan lupa juga untuk sering-sering baca cerpen atau menonton video untuk meningkatkan pemahaman kamu mengenai teks cerpen.

Kamu bisa mendownload rangkuman materi gratis, menonton video pembelajaran dan bertanya langsung dengan guru menggunakan KOCO Star lho!  

Klik banner dibawah ini untuk dapatkan aksesnya. 

Cerpen

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *