Bahasa Indonesia, SMA, Topik Belajar

Arti Teks Eksplanasi, Ciri, dan Jenisnya | Bahasa Indonesia Kelas 11

Teman KOCO, apa kamu pernah membaca teks yang berisi tentang bencana alam, perkembangan sains, atau bahkan pandemi di berbagai media informasi seperti berita dan situs web? Jika pernah, teks yang kamu baca tersebut termasuk teks eksplanasi lho. Apa itu teks eksplanasi, Minco?

Hmm, kayaknya kamu sudah lupa ya tentang teks eksplanasi? Minco sudah pernah menjelaskannya lho di materi kelas 8 lalu. But, it’s okay. Minco bakal bahas lagi materi ini khusus buat kamu! Simak penjelasannya di bawah ini yuk!

Apa Itu Teks Eksplanasi?

Sekalian mereview kembali nih, jadi teks eksplanasi adalah teks yang berisi tentang penyebab dan rangkaian proses terjadinya suatu peristiwa, baik itu fenomena alam ataupun sosial. Teks ini bertujuan untuk memberikan informasi secara jelas dan akurat kepada pembaca agar mereka memahami tentang fenomena yang sedang terjadi.

Teks eksplanasi seringkali menggunakan banyak fakta dan pernyataan yang mempunyai hubungan sebab akibat (kausalitas). Teks ini juga bersifat informatif dan tidak memaksa pembacanya untuk percaya dengan hal yang dibahas. Sangat berbeda dengan teks tanggapan ya…

Trus, gimana caranya kita bisa tahu kalau itu teks eksplanasi Minco?

Gampang banget, kamu hanya perlu memahami ciri-ciri dan struktur dari teksnya saja. Sini Minco kasih tau!

Ciri-ciri Teks Eksplanasi

Teks Eksplanasi
Ciri-ciri Teks Eksplanasi

Ada beberapa ciri dari teks eksplanasi yang perlu kamu ketahui agar bisa membedakannya dengan teks lain, yaitu:

  • Informasinya berdasarkan fakta dan data terkait
  • Mempunyai struktur yang jelas
  • Terdapat penanda urutan
  • Fenomena yang dibahas berhubungan dengan ilmu pengetahuan
  • Bersifat informatif dan tidak berusaha mempengaruhi pembaca
  • Fokus pada hal umum, bukan partisipan manusia (tsunami, penyakit, bidang ilmu, dll)

Struktur Teks Eksplanasi

Kamu baru bisa mengatakan suatu teks sebagai teks eksplanasi jika teks tersebut mempunyai struktur seperti berikut:

Identifikasi fenomena

Pada bagian ini, teks akan menjelaskan tentang gambaran umum dari suatu fenomena atau kejadian yang akan dibahas. Kamu bisa mulai dengan menjelaskan mengapa fenomena tersebut bisa terjadi, atau mengapa hanya terjadi pada saat ini, bukan di masa depan?

Proses kejadian

Dalam teks eksplanasi, biasanya terdapat rincian proses kejadian yang relevan dengan fenomena yang dibahas. Rincian ini berupa penyebab dan akibat yang ditimbulkan oleh fenomena terkait dan bisa kamu deskripsikan dalam beberapa paragraf.

Ulasan

Struktur yang terakhir yaitu ulasan berupa komentar atau penilaian mengenai konsekuensi atas kejadian yang dibahas. Dalam hal ini, kamu bisa memberikan tanggapan atau kesimpulan secara singkat, padat, dan jelas.

Jenis Teks Eksplanasi

Teks eksplanasi
Jenis Teks Eksplanasi

Selain ciri dan struktur, kamu juga perlu mengetahui apa saja jenis dari teks eksplanasi. Teks ini mempunyai empat jenis, yaitu:

  • Sequential: Menjelaskan secara rinci tahapan-tahapan suatu fenomena, seperti urutan rantai makanan atau perkembangbiakan.
  • Faktorial: Menggambarkan efek dan konsekuensi dari suatu proses, misalnya dampak pandemi, penjajahan, atau bencana alam.
  • Teoritis: Mengandung spekulasi tentang potensi di balik fenomena alam, contohnya jika Gunung Semeru meletus maka dapat memicu munculnya bencana alam lain yang lebih dahsyat.
  • Kausal: Menjelaskan penyebab dari sesuatu yang berubah secara bertahap, misalnya proses longsor.

Kaidah Kebahasaan Teks Eksplanasi

Dalam teks eksplanasi, terdapat kaidah kebahasaan yang perlu kamu perhatikan agar bisa membuat teks eksplanasi yang tepat. Kaidah kebahasaan dari teks ini meliputi:

  • Konjungsi kausalitas: Berupa kata penghubung seperti sebab, karena, oleh sebab itu, sehingga, maka dari itu, kemudian, lalu, setelah itu, pada akhirnya, dan lain sebagainya.
  • Penggunaan kata ganti: Digunakan untuk objek yang berupa fenomena seperti demonstrasi, banjir, gerhana, embrio, kesenian daerah, dan lainnya.
  • Terdapat kata kerja pasif: Contohnya seperti terlihat, terwujud, terakhir, dimulai, ditimbun, dan sebagainya.
  • Mengandung kata teknis: Berupa peristilahan yang sesuai dengan topik yang dibahas, misalnya pandemi, abrasi, atau fosil.

Contoh Teks Eksplanasi

“Kemarau

Musim kemarau identik dengan musim kering dan langka air. Negara Indonesia memiliki dua musim yaitu musim kemarau dan musim hujan. Musim kemarau merupakan musim antara bulan April – Oktober. Kemarau tahun ini terpantau lebih kering dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya akibat adanya El-Nino. Situasi itu juga meningkatkan risiko kebakaran hutan dan lahan, kelangkaan sumber air, serta memperparah polusi udara di sejumlah kota besar. Sejumlah daerah terpantau mengalami kekeringan parah, padahal musim kemarau belum mencapai puncak. Namun sejak bulan Juni, kekeringan sudah melanda sejumlah daerah.

Penduduk sulit mencari sumber air bersih, sawah kering, serta debit air sungai dan waduk pun surut. Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), wilayah yang telah mengalami kekeringan, yaitu sejumlah wilayah di Jawa dan Madura bagian selatan. “Masyarakat diimbau waspada dan berhati-hati terhadap kekeringan yang bisa berdampak pada sektor pertanian dengan sistem tadah hujan, berkurangnya ketersediaan air tanah dan kebakaran lahan,” kata Deputi Bidang Klimatologi BMKG Herizal. Kebakaran hutan dan lahan telah terjadi di sejumlah daerah di Sumatera dan Kalimantan.

Cuaca yang panas membuat proses pemadaman kian sulit. Di Aceh misalnya, sedikitnya 39,5 hektar lahan terbakar, beberapa diantaranya adalah lahan gambut yang telah ditanami sawit warga. Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Meteorologi Blang Bintang, Zakaria Ahmad mengatakan, angin yang berhembus kencang juga mempercepat pergerakan api. Dari data Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana Provinsi Kalteng menunjukkan sedikitnya terjadi 64 kejadian kebakaran sejak Januari. Dari 64 kejadian itu terdapat 112,4 hektar hutan dan lahan terbakar. Di Desa Sungai Segajah Jaya, Rokan Hilir, Riau, lahan seluas 60 hektar terbakar. Di Jambi, lebih dari 45 hektar lahan terbakar dan lebih dari 77 persen di kebun masyarakat serta sisanya di hutan.

Ancaman kebakaran, terutama di Kabupaten Merangin dan Batanghari, meningkat. “Daerah-daerah itu tidak diguyur hujan selama 21-30 hari,” kata Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Sultan Thaha Jambi Kurnianingsih. Badan Nasional Penanggulangan Bencana memfokuskan upaya antisipasi kebakaran lahan di enam provinsi dengan kawasan gambut yang luas. Provinsi tersebut adalah Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan.

Sumber: Kemendikbud


Bagaimana, Teman KOCO? Sudah ingat kembali tentang teks eksplanasi?

Kalau kamu ada pertanyaan seputar teks eksplanasi ini, tulis di kolom komentar, ya. Jangan lupa juga untuk sering-sering latihan menulis atau menonton video untuk meningkatkan pemahaman kamu mengenai materi ini.

Kamu bisa mendownload rangkuman materi gratis, menonton video pembelajaran dan bertanya langsung dengan guru menggunakan KOCO Star lho!  

Klik banner dibawah ini untuk dapatkan aksesnya. 

KOCO Schools Banner - Teks eksplanasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *